13 September 2008

Bersamamu melewati pagi dan membelai malam...

Dingin embun pagi
dan hangatnya mentari
memulai merangkai ornamen panjang.
Seperti bingkai pada potret kehidupan
tentang satu cerita jejak perjuangan.

Cerita ini bagai jalan tanpa ujung.
Walau duka pernah bersahabat antara kita
riak-riaknya tak sanggup hanyutkan kasih yang tersembunyi
di derasnya aliran setiap tetes air mata.
Setiap susah yang menghadang
adalah aral yang terkikis oleh waktu
dan termusnahkan karena kita
bukan karena aku, bukan karena kamu,
karena kita...

Jiwa-jiwa berkelebat di antara riangnya siang
dengan riuhnya bocah di tengah hujan.
Terangnya setulus kasih sahabat yang menemani.
Mungkin terselip cinta yang gamang terucap
hanya bisa diungkap dengan senyum tipis penuh makna.
Makna yang terus menyimpan sejuta tanya,
dengan jawab pada awan putih di langit luas
atau pada horizon di ujung belahan dunia sana.

Kini siluet senja mulai mencoba berkuasa.
Perjalanan ini masih panjang,
bisa terucap banyak kisah lainnya.
Ada cerita-cerita berlarian di hari ini
tentang indahnya dunia penuh tawa
juga kelamnya mata yang tertutup bulir kesedihan
Keluguan semangat yang menghujam terpatri di sanubari
hanya untuk terus berjuang hingga titik ini,
juga kelak nanti.

Kalau saja malam tak datang secepat ini,
ingin menuliskan tiap bentuk senyum yang tercipta
tiap canda yang menyapa
dan segala yang terangkan gelap mata
di lembar-lembar hari yang berlarian di sisi
serta pada mendung-mendung
yang coba hitamkan jejak langkah kita...

Pada satu saat kelak,
tak ada kisah serindu kisah kita
ataupun epik panjang kehidupan
seindah milik kita
dan bila ingat waktu itu menghantui
ingat akan ada semangat seterang pagi ini
untuk terus melewati hari...

Saat waktu itu datang
ingatkan tentang hari ini
Ketika cerita kita mengetuk
maka tersenyumlah
dan lewati lagi episode selanjutnya...


ade’ku-080908 bersamaku-090908

Tidak ada komentar: